Jumat, 24 Juli 2015

AGAMA-AGAMA, MANA PERHATIANNYA PADA HEWAN?

Jumat, 24 Juli 2015

Tulisan ini bukan pertama-tama ditujukan untuk menyalahkan agama-agama atas apa yang terjadi terhadap hewan. Faktanya, saya sendiri bersyukur memeluk suatu agama dan bersandar pada yang maha kuasa. Saya sendiri menjunjung tinggi Penyelamat saya meskipun tindakan kenabianNya tetap mengandung misteri yang tidak bisa begitu saja dipakai untuk menolak atau mendukung perlakuan manusia terhadap hewan.
Tulisan ini mengajak semua pembaca untuk merenungkan kembali tindakan atau perlakuan Anda terhadap hewan. Hewan dibudidayakan tapi kemudian dikorbankan untuk kepentingan manusia. Padahal, kepentingan manusia bisa dipenuhi dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan. Saya minta maaf jika tulisan ini mengandung serangan bagi para nelayan atau peternak, para pekerja di rumah makan beserta pemiliknya, para penjual ikan di pasar dan pemotong daging; dan semua yang memang harus mengorbankan hewan demi memenuhi kebutuhan Anda sekeluarga. Saya tidak berdoa untuk kerugian usaha Anda. Saya berdoa keharmonisan dan kesejahteraan semua makhluk dan bumi tempat kita semua bernaung. Untuk itu, kita semua perlu bersama-sama berusaha melihat asupan makanan dan gizi kita.
Bagi mereka yang harus berkaitan langsung dengan pemanfaatan/pengorbanan hewan, saya tidak meminta Anda berhenti, karena itu justru mengorbankan kehidupan Anda. Saya ingin juga para aktifist animal liberation, melihat pendekatan yang menyeluruh dan wajar untuk orang-orang seperti Anda.
Bagi para pemuka agama, “kami” berharap pada Anda untuk menjadi penggerak-penggerak belarasa. Terima kasih telah mengusahakan teladan yang baik untuk relasi yang indah antara sesama manusia dan manusia dengan Tuhan. Tapi, cukupkah itu? Tidakkah sewajarnya Anda, para pemuka agama, merenung lebih jauh, dan merasa lebih dalam. Tempatkan diri Anda pada posisi hewan-hewan. Spontanitas apa yang muncul jika Anda menempatkan diri Anda pada pihak yang dikorbankan padahal tidak bermaksud membahayakan yang lain? Apakah Anda tetap bersikukuh bahwa sudah sewajarnya hewan dimanfaatkan oleh manusia karena posisi manusia sebagai ciptaan termulia, mitra Allah?

Jika prinsip para pemuka agama tetap demikian, mengapa Gary Yourofsky lebih mampu menempatkan diri dan berbela rasa terhadap hewan? Saya tidak tahu apa agama Gary tepatnya, mungkin juga dia tidak beragama sama sekali. Tapi, dia mengakui bahwa dia percaya pada Tuhan, dia mencintai Tuhan. Karena itu, dia tidak mau mengorbankan dan memanfaatkan hewan-hewan yang adalah ciptaan Tuhan. Jika Gary saja yang bukan pemuka agama mampu membuat keputusan demikian sejak dia berusia 25 tahun, mengapa para pemuka agama tidak sampai pada keputusan dan ketetapan hati seperti Gary?

Animal Liberation VS Human Liberation

Rabu, 23 Juli 2015


I’d love to thank You because you replied my email with video the silence of the yams. Killing there is the same with killing here. I agree with you. But I always give you the different environment, different situation, different social. Here we still face one big issue: human liberation. There are many corruptions, injustice, cruelty for human. It’s difficult to pay attention with animal liberation. We don’t just face with the taste or choice of food. We face with the poor fisherman, poor breeders, poor butchers. They can only live with animal products. We must prepare their earnings if we want to reach vegan world.

Mr. Gary, unfortunately, Nick Vujicic is not a vegan. Do you know him? I hope you can browse. He is a good Christian, a Miracle of God. If he joins, he’ll be a miracle for animal, not only for human. 

Rabu, 22 Juli 2015

Gary Yourofsky: Answer to Misanthropy is Not Okay (A Response to Gary Yourofsky)


Rabu, 22 Juli 2015

My Answer/ Reply to this video



Here's my comment


Hi Lady. I don’t know whether you are vegan or not. I know that you disagree with Gary: his misanthropy or any harsh language or vocabulary he used to tell his extreme opinion. But I understand why Gary usually uses that kind of vocabulary. He is in the pressure of seeing many murders, many sacrificed and hurt animals. He is not in the mood to force people to stop killing or using animal products. So he uses that kind of vocabulary so that people hear and pay attention his opinion. Maybe one side of him is narcistic ; he fights for his ego. But, didn’t he do the right thing? Isn’t it great to fight for animal liberation. For so long people have mistreated animals. Many people still think it’s ok. But Gary, and other people before him, are in other way. I agree with Gary and people like him. I just think that we must do holistic approach; well, the thing I even don’t know how.
If we talk with consumers it’s easy to talk about exchanging food. But if we talk with the producers such as fisherman or breeder, we find big problem. We must understand their situation, their economic life, their living. 

Selasa, 21 Juli 2015

DUNIA VEGAN

Selasa, 21 Juli 2015


Manusia sudah terbiasa berhadapan dengan hewan. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk memanfaatkan alam sekitarnya. Hewan juga punya kebutuhan dan kemampuan tertentu untuk melanjutkan kehidupan di dunia. Ketika manusia berjumpa dengan hewan, terjadi suatu hubungan.
Biasanya, pada akhirnya, manusia akan memanfaatkan hewan untuk dimakan, atau diambil apa yang dihasilkan hewan untuk dikonsumsi manusia. Apakah model hubungan seperti ini yang akan selalu terjadi? Apakah hewan-hewan hanya ada demi manusia, bukan ada demi keseimbangan alam itu sendiri? Apakah manusia menikmati keberadaan hewan hanya dengan cara menyantapnya?
Saya berikan satu perbandingan mengenai suatu jenis burung. Ada fotografer yang suka mengabadikan keindahan burung tersebut. Jenis burung tersebut bisa dipotret di Jakarta tapi hanya jika burung bersangkutan tidak tahu keberadaan sang fotografer; ketika dia merasa nyaman. Anehnya, di India jenis burung yang sama, dengan mudah difoto bahkan dengan mudah hinggap di tangan fotografer atau wisatawan manapun.
Burung juga memiliki psikologi tertentu. Dia akan bersahabat ketika lingkungan terasa nyaman. Manusia bisa melihat burung tersebut sebagai sahabat yang bisa hinggap di tangannya kapan saja. Ini akan terjadi jika manusia tidak memburu burung untuk dikurung atau dijadikan komoditi lain.

Beginilah dunia vegan ketika hewan bisa dinikmati sebagai teman. Dan manusia tidak ditakuti oleh sang hewan.

Gary Yourofsky, please see the breeder, fishermen or butcher

Selasa, 21 Juli 2015



Gary Yourofsky, deep inside my heart I’ll always thank you for making know about veganism. Honestly, it’s not so difficult to convert from omnivore to herbivore. But, allow me to tell you one thing. I saw many of your videos. I saw you spoke behalf of animals. But, how about breeders, or fisherman or anyone whose earning related with sacrificed animal.
I saw them in your video. A man hit calves, a man shot a goat,
But, are they worthy to be put as monsters. They kill, torture, “rape”, and so on. But they can only do and understand the kind of earning. Probably they are good fathers and husbands who love their children and wives most.

I guess we must make a holistic approachment to reach vegan world. I’m sorry Gary, I am not near you. I just choose vegan food, shampoo, I wear rubber shoes. But I myself don’t do holistic approachment. I can only speak the same if I speak to consumer and butcher, fisherman, breeder . . .. .. 

Jumat, 17 Juli 2015

Nick Vujicic, This is my idea

Sabtu, 18 Juli 2015



Good morning Mr. Vujicic. How’s the family? Wife, and litle child. I hope all of you doing fine. I was very pleased seeing your inspirational video and story. The last time you visited Indonesia, you were with RCTI tv station. I salute you. You have disability but you are able to do many things. Thank you giving great spirit to people like us. You have done good things for Christian values. That’s great for human and humanity.
Now, I wanna give an ide for you. You make people realize what they should do for themselves and for others. Would you do another things too? This is about Animal Right. This is conected with Gary Yourofsky. If you admit that morality becomes better and better, I think now you can add your fight to human behaviour with animals.
You have done a great thing for human. People always do the same with various ways. But, for animal? . . . . .  . Many people used to think that animals are for meat, fur clothes and so on. Would you like to browse about Gary Yourofsky and then think of his concern and fighting?
Mr. Vujicic, bad people usually know their bad habits or they do wrong things for other people. But what about animals? Even good people think it’s fine to hunt, fishing, kill animal for human needs . . . ..  If you one of good people who thinks it’s fine to   . . . ..  .. .  the animals, I hope you browse Gary Yourofsky and reflect.

Thank you for hearing or reading my email.

GARY YOUROFSKY, This Is stressing me

Sabtu, 18 Juli 2015


Good morning Mr. Gary. Here I am again. I hope you or your friends or fellows see this. I’ve read you from ADAPTT. From many writings, I think you are used to face with hunters who hunt just for fun. But here, I am used to face with hunters who hunt for a living.; hunting for his or her family too. They hunt really for eating and other needs. I meet fishermen who also do the same. They live near the sea and they do fishing to eat and sell fishes.
Well, it’s not difficult for me to choose vegetables and fruits only. But, what about the others? For now, I just eat vegetables and fruits.The people  I mentioned before are just examples. There are many people who must conect with animal product for a living.

Would you like to answer this stressing point? Thank you.

Kamis, 16 Juli 2015

Mr. Gary Yourofsky, This Is My Explanation

Rabu, 16 Juli 2015



Hello again, Mr. Gary. I am very pleased and grateful for your email. Though you think I am naive even you don’t believe if I am a vegan. That’s ok. I become vegan because of your speech. But I don’t become vegan for you. I become vegan for the animals.
Well, thank you very much for your concern that makes me concern about the animals. I salute you for your commitment, your strict behaviour. Even I adore you. But one thing I wanna tell you. We have to work together. The omnivora people do this. They work together. Fishermen/fisherwomen catch fishes. Then others sell them. Others cook. Lastly, a grandfather, a grandmother, an uncle, an aunt, a father, a mother, and kids eat. Vegans must cooperate. If PETA doesn’t have same behaviour with you, I guess you must cooperate with them until we have same opinion and behaviour to animals. So, one day the vegan world will be done.
Don’t you count now? Well thank God, maybe Israel will be the first vegan country in the world. But, what’s next? How many people become aware of animal’s right? But, How many people are used to eat meat? I hope I am wrong. I really really, I swear to GOD I am wrong. We keep trying no matter how long.
At last, I still wanna ask your opinion. Sorry, I forgot to ask this last time.
What do you think about people who must catch fishes for a living. What should they do? What should the poor fishermen do for their families? 
Hello again, Mr. Gary. I am very pleased and grateful for your email. Though you think I am naive even you don’t believe if I am a vegan. That’s ok. I become vegan because of your speech. But I don’t become vegan for you. I become vegan for the animals.
Well, thank you very much for your concern that makes me concern about the animals. I salute you for your commitment, your strict behaviour. Even I adore you. But one thing I wanna tell you. We have to work together. The omnivora people do this. They work together. Fishermen/fisherwomen catch fishes. Then others sell them. Others cook. Lastly, a grandfather, a grandmother, an uncle, an aunt, a father, a mother, and kids eat. Vegans must cooperate. If PETA doesn’t have same behaviour with you, I guess you must cooperate with them until we have same opinion and behaviour to animals. So, one day the vegan world will be done.
Don’t you count now? Well thank God, maybe Israel will be the first vegan country in the world. But, what’s next? How many people become aware of animal’s right? But, How many people are used to eat meat? I hope I am wrong. I really really, I swear to GOD I am wrong. We keep trying no matter how long.
At last, I still wanna ask your opinion. Sorry, I forgot to ask this last time.

What do you think about people who must catch fishes for a living. What should they do? What should the poor fishermen do for their families? 

Selasa, 14 Juli 2015

QUESTION FOR GARY YOUROFSKY

Selasa, 14 Juli 2015



Hello, Gary Yourofsky. I agree with you about being vegan. But I don’t agree 100%. You yourself said that I didn’t need to agree with you 100%.
Well, firstly I wanna say why I became vegan. About 4 months ago, I saw your video and your opinion. Then I tried to eat only vegetables and fruits. Until now, I still do the same.
Now, secondly I wanna tell my disagreement. What about people in Mongol. I heard that they have different environment so that they cannot be vegan. I live in Indonesia; there are plenty of fruits and vegetables. And, what about the Eskimos? Can they become vegan?
Mr. Yourofsky, do you know Elizabet Lizy Velasquez? She has syndrome that her body cannot absorb fat. Whatever she consumes it cannot make her fat. She is very very skiny. Maybe you can search youtube and see her. Someone ever uploaded video about her and gave a title: worst women ever in the world. She must eat every some hours but she keeps skinny. Can she become vegan or must she become vegan?
And, at last, thirdly. I guess animals in circus have their presents. They aren’t just hit or whipped. They have foods, water and living. I think what the animals get in circus is the same with what children get. If people wanna succeed they have to attempt, learn, study. If people want to expose their abilities, they must be exposed. If the animals in circus can expose their abilities, they must be exposed; and it means they must sacrifice in some levels. Exercise, practice are what animals must do. It means they must feel some pain, sacrifice.

Well, Mr. Gary, thank you for what you have done. I don’t eat meat, I don’t use animal products now. Although it’s hard for me to share veganism to others. Maybe next time you or your friend or member can come to Indonesia and share your vegan principle.

Senin, 13 Juli 2015

GURU YOGA HINDU: “YESUS, KAULAH SEGALANYA”

Minggu, 12 Juli 2015          



Kelas yoga yang lengkap, rupanya mengajarkan muridnya untuk bermeditasi. Salah satu yang penting dalam meditasi ialah konsentrasi. Pada hari Minggu pagi, guru yoga lebih menunjukkan bagaimana gerakan yoga yang benar. Itupun diberikan tidak secara intensif, para peserta tidak dituntun satu demi satu.  Jadi, sebenarnya tidak ada bimbingan untuk meditasi.
Pada akhir latihan bersama, kami sempat bincang-bincang dengan guru / instruktur. Salah satu teknik yang diberikannya ialah seorang instruktur keliru jika minta muridnya untuk mengosongkan pikiran ketika bermeditasi. Yang perlu dibuat, dalam tuntunannya, ialah murid diajak untuk mengarahkan pikiran pada Tuhan. Jika muridnya Kristen, dia meminta supaya muridnya mengarahkan pikiran kepada Yesus dan berkata dalam ketenangan batin: “Yesus, Kaulah segalanya bagi saya; Kaulah ketenangan, kebahagiaan . . . . . . .”
Tanpa disadari sang guru yoga (yang bukan Kristen),   telah menempatkan dirinya seperti muridnya yang adalah orang Kristen. Tentu ini tidak masalah bagi sang guru/instruktur yoga. Dia mengerti dan paham siapa Yesus bagi orang Kristen. Suatu pemahaman yang kembali mengingatkan orang Kristen bahwa kita memiliki Yesus yang luar biasa.
Bisa jadi, orang Kristen yang “terkontaminasi”, merasa tidak cukup puas dengan Yesus. Saya maksudkan kontaminasi di sini, ialah orang yang mendapatkan ukuran keluhuran, bela rasa, seakan lebih dalam daripada yang Yesus lakukan dan ajarkan. Coba saja Anda lihat dan rasakan: ada orang yang menjunjung tinggi hak-hak hewan hingga tidak mau menyakiti, mengorbankan, apalagi menyantap hewan. Orang sedemikian, jika dia Kristen, bisa jadi dia tidak akan puas dengan Yesus yang memang menjunjung tinggi martabat manusia tapi tetap mengorbankan babi ketika mengusir setan, atau tetap bersama-sama murid-murid yang adalah nelayan.
Bagaimana bisa seorang Kristen tetap menjunjung tinggi kebebasan hewan sementara Yesus tidak berjuang sedemikian dalam?
Saya pernah beranggapan, bahwa Yesus sungguh luar biasa. Meskipun Dia dahulu memang melakukan hal-hal demi keselamatan manusia, kini kita pun tetap bisa bersandar padaNya jika ingin konsekuen menjadi vegan dan menyuarakan hak hewan. Sayangnya, anggapan ini tidak cukup mengajak orang untuk sadar akan hak-hak hewan. Banyak orang terlanjur berpikir bahwa korban hewan memang sudah sewajarnya. Orang-orang yang sangat baik, penuh perhatian dsb, bahkan tidak bisa sampai pada penghargaan atas hak-hak hewan. Menjunjung tinggi hak sesama manusia adalah suatu kesadaran dan keharusan bagi mereka. Tapi untuk hak-hak hewan.. . ... . .  ? Sorry la yau. .. .. . Jauh, jauh dah. !$@!#$ Itu di luar konteks.

Ingin berontak, teriak, dsb. Tapi, untuk apa?!

VEGAN: KEHARUSAN ATAU SEKEDAR PILIHAN?

Minggu, 12 Juli 2015

Usai kelas yoga di hari Minggu pagi, saya berbincang-bincang dengan instruktur/guru. Saya awalnya hanya menunjukkan gerakan sederhana yang saya peroleh dari Youtube. Dia mengerti gerakan itu, dan tidak mencegah saya untuk melakukannya sendiri di rumah. Berarti sah-sah saja jika sehari-hari saya melakukan olahraga yoga dengan petunjuk video.
Saya tidak tahu bagaimana sampai kami berbicara mengenai dunia vegan / vegetarian. Rupanya guru yoga kami sudah menjalani hidup vegetarian selama 19 tahun. Sementara saya, baru kurang lebih 4 bulan menjalaninya. Saya sebenarnya ingin mencari tahu bagaiamana dia dan kelompoknya menyebarkan pola hidup vegetarian. . . . . Rupanya, mereka tidak begitu menyebarkan pola hidup ini. Mereka lebih menyerahkannya pada pribadi masing-masing. Suatu prinsip yang tidak terlalu sama dengan prinsip saya.
Wajar juga jika prinsip mereka berbeda. Apalagi, setelah dia membeberkan tempat-tempat yang tidak memungkinkan untuk hidup vegetarian: Mongol, daerah kutub. Saya juga ingat dengan Elizabeth Velasquez yang terlahir dengan sindrom langka. Tubuhya tidak bisa menyerap lemak. Saya lupa, dalam jarak waktu sekian jam, dia harus makan setiap harinya. Pastilah dia mengkonsumsi daging. Itupun tetap saja tidak misa menghindarkan dirinya dari “kekurusan”.
Tapi, meski dia tergolong pasif dalam menyebarkan ajaran vegetarian, dia yakin bahwa suatu waktu dunia akan mengarah pada vegetarian. Ini juga yang memang saya rindukan. Tapi, ketika menghitung-hitung statistik, berapa orang di dunia ini yang sama dengan saya dan dia serta kelompoknya? Dari sekian banyak orang yang hidup di dunia ini, berapakah yang sadar? Sepertinya kami hanyak setetes air tawar di tengah lautan yang asin.
Jika orang tua Elizabeth Velasuez dan nenek moyangnya hidup vegetarian bahkan vegan, apakah dia akan terhindar dari sindrom yang langka?
Jika orang-orang Mongol dan daerah kutub maupun mereka yang hidup di dekat laut sadar akan pola hidup vegetarian, apakah tersedia cukup lahan dan sayuran/buah untuk mereka?
Semoga jika nantinya semua sadar akan keluhuran hidup vegetarian dan menjunjung tinggi bela rasa atas hewan, segala tantangan dan kekurangan akan tetap terpenuhi

APAKAH HANYA MANUSIA YANG BISA MERASA SAKIT?

Minggu, 12 Juli 2015


Setiap berjalan sekian meter di pusat kota, saya menjumpai rumah makan atau restaurant yang menyajikan rupa-rupa makanan baik yang berbahan dasar hewan maupun tidak. Setiap kali saya membaca tulisan ayam lalapan, mie cakalang, sea food, soto, telor, nasi rawon, dsb, saya terpikir pada ayam, ikan, sapi, dan sebagainya yang pastinya harus mengalami siksaan, ketakutan, dsb demi memenuhi mulut, lidah dan perut manusia. Untung pikiran ini tidak sampai pada perasaan saya. Saya memang tidak sakit ketika mereka semua harus dipelihara, ditangkap, kemudian mengalai pembunuhan. Saya memang masih bisa makan sayuran dan buah-buahan sendiri di tengah-tengah mereka yang melahap segala makhluk dalam acara pesta atau syukuran, atau juga acara duka. Saya tidak seperti Gary Yourosky yang mungkin memiliki rasa yang lebih mendalam dan memiliki usaha yang lebih keras dalam wadah organisasi animal liberation.
Saya hanya bisa turut berpikir (dan sebenarnya ingin berseru walau tetap saja diacuhkan) bahwa hewan-hewan ini memiliki rasa yang sama dengan manusia ketika disakiti, hingga dibunuh.
Bukan hanya manusia yang bisa merasa sakit dan takut. Hewan-hewan yang disantap, sebelumnya juga merasakannya. Jika mereka merasakannya, mengapa manusia tetap saja mengacuhkannya? Apakah makhluk hewan memang diciptakan untuk merasa takut dan sakit untuk kemudian disantap dan dinikmati manusia? Apakah Sang Pencipta memang bermaksud untuk rencana yang demikian?
Sementara itu, menurut perhitungan dan argumentasi para pembela hak hewan, jika semua manusia berhenti mengkonsumsi hewan dalam bentuk apa saja, masalah kelaparan bisa diatasi demikian juga dengan pemanasan global.

Saya tidak tahu mengenai kebenaran argumentasi dan perhitungan mereka. Saya tidak tahu pasti juga bagaimana kaitan antara hewan – kelaparan – pemanasan global. Yang saya setujui: hewan punya rasa sakit, hewan mengalami rasa yang sama dengan manusia. Jika demikian, mengapa manusia hanya memperhatikan rasa antara sesama manusia? Mengapa manusia hanya menyayangi hewan jika hewan itu satu rumah (kelinci peliharaan, anjing peliharaan, kucing peliharaan, dsb). 

Rabu, 01 Juli 2015

ANGELINE MEGAWE & PERSEPHONEE

Rabu, 1 Juli 2015





Kurang lebih 3 bulan sebelum peristiwa tragis dialami oleh Angeline Megawe, Persephonee Norma Nefzger Banks harus mengalami peristiwa yang miris.
Persephonee adalah bocah perempuan berusia lima tahun, buah hati pasangan Chris dan Amee. Bersama kedua orang tuanya, Persephonee tinggal di Broocklyn Center, Minnesota (salah satu negara bagian Amerika Serikat).
Dalam kesehariannya, Paresephonee dikenal sebagai bocah yang aktif, periang, dan selalu menjadi penyemangat bagi kedua orang tuanya karena canda tawanya yang menggemaskan.
Persephonee begitu mencintai mainan dan video game. Dalam setiap pertemuan dengan banyak orang, ia selalu memberikan kebaikan yang luar biasa serta senyum dan keceriaan yang tidak sering ditemui pada banyak anak lain.
Sebagaimana dikisahkan, kehidupan bahagia keluarga Banks tiba-tiba berubah. Kehidupan mereka memasuki episode baru, sebuah epsode yang tak mudah. Suatu ketika Persephonee mengeluh kepada ibunya, Amee, bahwa ia mengalami sesuatu yang aneh. Menurut dia ada yang tak biasa dengan pernafasannya, sesuatu yang sering membuat tubuhnya lemas.
Mendengar keluhan Persephonee, Amee spontan memberikan steroid (jenis hormon yang berguna untuk memulihkan kondisi tubuh). Amee berpikir, puterinya hanya menderita penyakit asma pada saluran pernapasan.
Beberapa hari setelah itu, ketika sedang bermain di rumah, Persephonee tiba-tiba jatuh pingsan dan tak sadarkan diri. Chris dan Amee panik dengan kondisi putri kesayangan mereka itu. Tanpa basa-basi, Persephonee langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Sembari menunggu hasil pemeriksaan medis, tanpa henti Chris dan Amee berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk dengan putri kesayangan mereka. Meski demikian, kecemasan dan kepanikan tetap saja menyelimuti Chris dan Amee.
Dokter yang menangani Persephonee akhirnya keluar dari ruangan pemeriksaan dengan raut wajah yang datar tanpa ekspresi. Belum sempat menerima pertanyaan tentang kondisi Persephonee, dokter langsung mengajak Chris dan Amee ke ruangannya. Dokter itu pun dengan nada terbata-bata memberitahukan penyakit yang diderita Persephonne.
“Sesuai hasil pemeriksaan, Persephonee menderita infeksi… streptococcus,” kata dokter dengan dingin. Dokter itu melanjutkan, “Streptococcus adalah komplikasi radang tenggorokan yang disebabkan bakteri langka dan mematikan. Tragisnya, hidup pasien yang diketahui terserang streptococcus tidak akan lama lagi.”
Mendengar penjelasan itu, degup jantung Chris dan Amee nyaris berhenti. Keduanya shock dan tak sanggup mengungkapkan sepatah kata pun. Seisi ruangan sejenak membisu. Nasib Persephonee kini ada dalam ancaman maut. Butir-butir air mata mulai membasahi wajah Amee. Tak lama kemudian, tangis Amee pecah, sementara Chris tak henti merangkul dan menguatkannya.
Beberapa jam sebelum menghembuskan nafas terakhir, Persephonee yang masih berusia lima tahun meninggalkan wasiat terakhir untuk kedua orang tuanya. Bukan pamit perpisahan yang keluar dari bibir mungilnya. Bukan ucapan selamat tinggal yang disampaikannya. Persephonee menghendaki organ tubuhnya hidup dalam diri orang lain. Dengan ikhlas ia mendonorkan ginjalnya untuk dua pasien yang sudah enam tahun menderita gagal ginjal.
“Bu, ikhlaskan aku hidup dalam diri mereka meski mereka bukan aku yang lahir dari rahim ibu. Aku ingin hidup, tapi mereka lebih membutuhkan aku untuk menyambung hidup. Ikhlaskan aku Ibu, relakan aku Ayah,” ungkap Persephonee dengan nada haru di hadapan kedua orang tuanya.
Tapi, yang tentunya ingin saya ungkapkan di sini ialah kasih dari Chris dan Amee, yang begitu besar untuk mereka. Demikian besar kasih mereka sehingga mereka pun ingin Persephonee, sang putri, tetap hidup dalam diri orang lain. Mereka merelakan sebagian organ tubuh Persephone, didonorkan kepada orang yang membutuhkan.

Sesuatu yang berbeda dialami oleh Angeline. Tubuhnya dikuburkan di belakang rumah. Sekitar 3 minggu jasadnya tersembunyi di tanah, dan sepertinya orang yang bertanggung jawab atas kematiannya, ingin Angeline tidak pernah ditemukan. 3 minggu terkubur dalam tanah, organ tubuh mana lagi yang masih bisa  dibutuhkan oleh orang lain, selain para calon dokter yang turut serta dalam otopsi jenazah Angeline.