Senin, 17 Agustus 2015
Sebelum maut menjemput kita, selayaknya kita menjalani hidup
dengan sebaik-baiknya. Tapi, saya saat ini ingin lebih membagikan keinginan
saya, mengenai bagaimana saya pribadi ingin diperlakukan jika “saatnya” tiba. Orang-orang
penting, seperti Jacklien Kennedy Onasis, telah jauh-jauh hari mempersiapkan kematiannya,
bahkan bagaimana posisi peti dan jasadnya diperlakukan. Tapi, yang saya kagum
dan ingin teladani ialah pasangan Fitri Mardjono dan Wiedari Pangesti. Mereka
mewakafkan tubuhnya untuk kepentingan dunia medis; juga mendonorkan matanya
untuk bank mata. Tahun 2009, mereka menandatangani perjanjian dengan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya di hadapan notaris menyangkut niat mulia
mereka. Pada tahun 2011, sang suami, Fitri Mardjono kembali ke pangkuan ilahi.
Maka jasadnya diserahkan sang istri dan anak mereka kepada pihak Universitas.
Ada juga pasangan Soesanto dan Hana Rosilawati yang menandatangani perjanjian
yang sama. Bahkan, niat pasangan ini diikuti oleh anak-anak mereka: Debora dan
Samuel. Bahkan, di negara Wales ada peraturan bahwa mereka yang meninggal,
organ tubuhnya otomatis didonorkan. Meskipun aturan ini masih diperdebatkan
oleh warganya sendiri, saya senang jika saya menjadi warga Wales, karena tidak
perlu repot-repot mengadakan perjanjian dengan notaris.
Jika saatnya tiba,
saya ingin seperti mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar