Senin, 10 Agustus 2015

PEMAKAN DAGING JUGA ORANG BAIK

Minggu, 09 Agustus 2015


Saya banyak berjumpa dengan para pemakan daging. Bahkan sebenarnya, sebagian besar orang di dunia ini adalah pemakan daging. Jadi, tak heranlah jika para pemakan daginglah yang saya jumpai entah sebagai pengajar, pejabat, imam, dan sebagainya. Dan, orang-orang itu biasanya menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Mereka bahkan rela korbankan dirinya demi tugas yang diembannya.
Ketika saya menempatkan hewan sebagai makhluk yang merasa sakit, takut, dan segala macam perasaan ketika mereka hendak disantap manusia, saya merasa cinta dan tanggung jawab para pemakan daging ini belum lengkap. Mereka adalah ibu yang baik, ayah yang baik, pekerja yang baik, tapi mereka belum cukup baik untuk hewan. Saya mengerti, mereka seperti demikian karena mereka tidak paham. Ketika saya berusaha untuk membuka pemahaman mereka, sepertinya saya menjadi orang yang bersemangat untuk menghadirkan rasa sakit, takut dan derita yang dialami oleh hewan. Dan saya begitu merasa bahwa mereka perlu tahu bahwa hewan-hewan tidak selayaknya diperlakukan demikian.
Memang, para vegan-vegetarian belum tentu orang-orang yang baik dan sempurna dalam mencintai. Bisa jadi mereka tidak makan hewan tapi mengorbankan manusia atas cara tertentu. Para pemakan daging belum tentu juga orang-orang yang rakus. Mereka memang makan daging, tapi justru siap berkorban demi sesamanya manusia.
Maka, ketika hendak membuka pemahaman orang lain terhadap perlakuan yang selayaknya atas hewan, kebanyakan orang tidak sampai mengerti. Mereka terlanjur merasa bahwa perlakuan itu sudah sewajarnya dibuat oleh manusia terhadap hewan. Dari pengalaman saya selama 5 bulan sebagai vegan (memang beberapa kali bolong sih.....mmmh, sempat minum madu dan makan mentega, roti), saya tidak merasa ada yang mau menjadi sama seperti saya.
Saya tidak mau menyerah membawa pesan vegan ini. Sama seperti saya beberapa tahun yang lalu pernah mendengar pola hidup dan rasa ini, tapi belum langsung tergerak; demikian juga orang lain. Mereka mungkin tidak langsung menjadi vegan karena apa yang saya katakan mengenai hewan. Tapi, pada cara selanjutnya yang dilakukan oleh orang lain, semoga mereka bisa menjadi seperti saya.
Saya belum menyangka akan menjadi seperti sekarang, ketika bertahun-tahun yang lalu menerima ajakan dari seorang pemuda untuk menjadi vegetarian. Tapi 5 bulan yang lalu, ketika saya melihat pidato dari Gary Yourofsky, saya putuskan untuk menjadi sama dengan dia (mereka).

I will not give up.


Tapi, jujur. Ada saat ketika memberi penjelasan, saya menjadi seorang yang berbeda. Biasanya saya malu, berusaha sabar dan memahami situasi orang. Tapi, ketika memberi penjelasan saya sepertinya kehilangan kesabaran. Saya yang benar dan mereka salah. Ada suatu kesombongan yang saya tampilkan, bukannya bela rasa. Bahkan ada kebencian karena mereka merasa biasa saja dan berpikir sudah sepantasnya hewan itu diperlakukan sebagai santapan bagi manusia. Jadi, isu yang saya sampaikan, adalah isu yang kurang mendesak dibanding pengentasan kemiskinan, pendidikan, perdagangan manusia, narkoba, PILKADA dan sebagainya. Ada juga yang langsung membandingkan dengan Yesus. Yesus saja makan ikan, mengapa pengikutNya tidak?

Hello, . . . . OMG. Kalau mau buat banding-bandingan, mari kita tambah juga supaya lebih lengkap. Yesus saja tidak menikah, mengapa kita menikah. Yesus saja gondrong, mengapa anak-anak pria kita berambut pendek. Yesus dibaptis di sungai Yordan di usia? . ..  Mengapa kita dibaptis di gereja di usia di bawah 1 tahun. Ingat juga! Yesus menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit. Kalau mau makan ikan seperti Yesus, sekalian juga hidupkan orang mati dan sembuhkan juga orang sakit!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar