Rabu, 1 Juli 2015
Kurang lebih 3
bulan sebelum peristiwa tragis dialami oleh Angeline Megawe, Persephonee Norma Nefzger Banks
harus mengalami peristiwa yang miris.
Persephonee adalah
bocah perempuan berusia lima tahun, buah hati pasangan Chris dan Amee. Bersama
kedua orang tuanya, Persephonee tinggal di Broocklyn Center, Minnesota (salah
satu negara bagian Amerika Serikat).
Dalam
kesehariannya, Paresephonee dikenal sebagai bocah yang aktif, periang, dan
selalu menjadi penyemangat bagi kedua orang tuanya karena canda tawanya yang
menggemaskan.
Persephonee begitu
mencintai mainan dan video game. Dalam setiap pertemuan dengan banyak orang, ia
selalu memberikan kebaikan yang luar biasa serta senyum dan keceriaan yang
tidak sering ditemui pada banyak anak lain.
Sebagaimana
dikisahkan, kehidupan bahagia keluarga Banks tiba-tiba berubah. Kehidupan
mereka memasuki episode baru, sebuah epsode yang tak mudah. Suatu ketika
Persephonee mengeluh kepada ibunya, Amee, bahwa ia mengalami sesuatu yang aneh.
Menurut dia ada yang tak biasa dengan pernafasannya, sesuatu yang sering
membuat tubuhnya lemas.
Mendengar keluhan
Persephonee, Amee spontan memberikan steroid (jenis hormon yang berguna untuk
memulihkan kondisi tubuh). Amee berpikir, puterinya hanya menderita penyakit
asma pada saluran pernapasan.
Beberapa hari
setelah itu, ketika sedang bermain di rumah, Persephonee tiba-tiba jatuh
pingsan dan tak sadarkan diri. Chris dan Amee panik dengan kondisi putri
kesayangan mereka itu. Tanpa basa-basi, Persephonee langsung dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Sembari menunggu
hasil pemeriksaan medis, tanpa henti Chris dan Amee berdoa agar tidak terjadi
sesuatu yang buruk dengan putri kesayangan mereka. Meski demikian, kecemasan
dan kepanikan tetap saja menyelimuti Chris dan Amee.
Dokter yang
menangani Persephonee akhirnya keluar dari ruangan pemeriksaan dengan raut
wajah yang datar tanpa ekspresi. Belum sempat menerima pertanyaan tentang
kondisi Persephonee, dokter langsung mengajak Chris dan Amee ke ruangannya.
Dokter itu pun dengan nada terbata-bata memberitahukan penyakit yang diderita
Persephonne.
“Sesuai hasil
pemeriksaan, Persephonee menderita infeksi… streptococcus,” kata dokter dengan
dingin. Dokter itu melanjutkan, “Streptococcus adalah komplikasi radang
tenggorokan yang disebabkan bakteri langka dan mematikan. Tragisnya, hidup
pasien yang diketahui terserang streptococcus tidak akan lama lagi.”
Mendengar
penjelasan itu, degup jantung Chris dan Amee nyaris berhenti. Keduanya shock
dan tak sanggup mengungkapkan sepatah kata pun. Seisi ruangan sejenak membisu.
Nasib Persephonee kini ada dalam ancaman maut. Butir-butir air mata mulai
membasahi wajah Amee. Tak lama kemudian, tangis Amee pecah, sementara Chris tak
henti merangkul dan menguatkannya.
Beberapa jam
sebelum menghembuskan nafas terakhir, Persephonee yang masih berusia lima tahun
meninggalkan wasiat terakhir untuk kedua orang tuanya. Bukan pamit perpisahan
yang keluar dari bibir mungilnya. Bukan ucapan selamat tinggal yang
disampaikannya. Persephonee menghendaki organ tubuhnya hidup dalam diri orang
lain. Dengan ikhlas ia mendonorkan ginjalnya untuk dua pasien yang sudah enam
tahun menderita gagal ginjal.
“Bu, ikhlaskan aku
hidup dalam diri mereka meski mereka bukan aku yang lahir dari rahim ibu. Aku
ingin hidup, tapi mereka lebih membutuhkan aku untuk menyambung hidup.
Ikhlaskan aku Ibu, relakan aku Ayah,” ungkap Persephonee dengan nada haru di
hadapan kedua orang tuanya.
Tapi,
yang tentunya ingin saya ungkapkan di sini ialah kasih dari Chris dan Amee,
yang begitu besar untuk mereka. Demikian besar kasih mereka sehingga mereka pun
ingin Persephonee, sang putri, tetap hidup dalam diri orang lain. Mereka
merelakan sebagian organ tubuh Persephone, didonorkan kepada orang yang
membutuhkan.
Sesuatu yang
berbeda dialami oleh Angeline. Tubuhnya dikuburkan di belakang rumah. Sekitar 3
minggu jasadnya tersembunyi di tanah, dan sepertinya orang yang bertanggung
jawab atas kematiannya, ingin Angeline tidak pernah ditemukan. 3 minggu
terkubur dalam tanah, organ tubuh mana lagi yang masih bisa dibutuhkan oleh orang lain, selain para calon
dokter yang turut serta dalam otopsi jenazah Angeline.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar