Kamis, 18 Juni 2015

Dia yang Tergantung di Salib // Tuhan Suatu Waktu Diam

Minggu, 14 Juni 2015

Seorang bapak menyatakan bahwa dia memang banyak kali mendampingi orang-orang yang hendak menikah atau yang ada dalam permasalahan nikah. Tapi, mengenai panggilan, serahkanlah kepada yang tergantung di dinding (di salib).
Suatu waktu, Tuhan diam, dan manusia perlu menatapNya dalam keheningan untuk sadar akan kehendakNya à demikian pula sang bapak berujar.
Pikiran empiris dan hati yang rada-rada berontak, seakan membuat saya menjawab: Memang Tuhan selalu diam, dan kitalah manusia yang menafsirkan kehendakNya.
Suatu jawaban keras, bahkan kasar dari saya, tapi saya kini tersadar, bahwa Tuhan mungkin diam – tapi bukan berarti Dia tidak bertindak. Dalam banyak kesempatan saya berseru bahwa Tuhan bertindak. Dalam banyak hal saya menyatakan Tuhan melakukan karya bukan hanya yang tertulis dalam KS. Dalam dialog-dialog dengan kaum muslim, saya sering mencobai mereka dengan bertanya: mana karya Tuhan/Allah dalam hidup mereka. Kebanyakan tidak bersedia mengungkapkan peran Allah secara pribadi dalam hidup yang mereka jalani. Sebagai gantinya, mereka mengutip Quran dan Hadits. Hal yang sama juga terjadi ketika saya bertanya kepada orang Kristen. Jawaban mereka seringkali tak berbeda: hanya Alkitab dan Sejarah kekristenan yang membedakan jawaban orang muslim dan orang kristen. (Jika jawaban orang beragama mengenai pertanyaan saya hanya berupa kutipan-kutipan, wajar saja kalau orang-orang agnostik makin bertambah. Memang, secara statistik, perkembangan orang yang memutuskan menjadi agnostik masih di bawah perkembangan umat beriman. Tapi, ini tetap perlu dicermati)
Rupanya, pertanyaan yang sama kini saya berikan kepada diri saya sendiri; 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar