Minggu, 28 Juni 2015

PEMULIHAN YANG . . .

Sabtu, 27 Juni 2015

Hari Sabtu sore, seperti biasa, saat pertemuan untuk kelompok doa walau khusus untuk beberapa orang saja; pertemuan untuk lebih memantapkan persiapan pada hari Selasa nanti. Saya pikir-pikir, timbang-timbang, rasa-rasanya, akan hadir atau tidak. Saya tidak ingin hadir jika hanya akan membawa energi negatif untuk kelompok. Tapi, sepertinya ada keinginan untuk turut hadir.
Saya akhirnya memutuskan untuk hadir. Seperti biasa, pada pertemuan hari Sabtu, masing-masing mendapatkan kesempatan besar untuk berbagi pengalaman. Saya bersedia membagikan pengalaman saya, di bagian akhir. Sebelumnya, saya mendengar banyak dari teman-teman saya. Soal kelayakan atau tidak, soal rasa bersalah, dan sebagainya. Ketika diberi kesempatan, saya mengisahkan perasaan saya yang sedikit banyak mirip dengan yang juga mereka share. Dari sharingmereka, saya mendapatkan suatu penguatan. Tidak percuma saya putuskan untuk hadir. Saya pun membagikan pengalaman saya sambil berharap, saya tidak membagi energi negatif/pesimis untuk mereka.
Jika mereka mengungkapkan macam-macam rasa dalam pelayanan, maka saya menyatakan bagian saya. Ketika saya merasa . . . . . ., maka saya mengatasinya dengan tidak merasakannya sama sekali. Saya mematikan rasa tertentu untuk bisa pulih. Tapi, . . . harus saya akui, mematikan rasa justru tidak membawa pemulihan.

Lantas, apakah yang bisa membawa pemulihan?

Salah satu yang dibutuhkan, ialah penyingkapan. Ketika saya hadir dalam kelompok, saya mendengar dari salah seorang yang mendapatkan anugerah visi “ilahi” bahwa dia sementara mendoakan orang yang tidak percaya. Bagi saya, dalam arti tertentu, sayalah yang didoakan.

Saya memang heran dengan teman saya yang punya “visi” ini. Dia sepertinya mampu melihat kedalaman orang lain termasuk saya, tapi tetap melihat saya seperti diri saya yang lama. Tapi, okelah. Penyingkapan yang ada dalam doanya, akan membawa pemulihan untuk saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar