Jumat, 26 Juni 2015

DUKA

25 – 26 Juni 2015

Peristiwa duka kemarin, berlanjut hingga kini. Jenazah masih disemayamkan di rumah duka. Seorang ibu yang baik, rajin, karena itu patut diteladani. Kepergiannya ditangisi oleh banyak orang; tak hanya kaum keluarganya. Saya membantu memesan dan membawa karangan bunga ke rumah duka. 



Saya pun mendapat SMS pemberitaan proses pemakaman, yakni pada hari sesudahnya. Kembali saya berencana untuk tidak menghadiri upacara pemakaman. Mengapa? Apakah saya tidak akan mendoakannya? Oh, ya. Tentu saya akan tetap turut berdoa untuknya!Tapi, satu hal yang ingin terjadi dengan saya jika saya harus mengalami kematian seperti dia: saya ingin mendonorkan organ-organ tubuh saya. Sisanya, saya ingin memberikannya untuk para calon dokter sebagai bahan praktikum anatomi. Kalau toh dimakamkan, itu butuh waktu lama, tidak langsung sehari, 2 hari, bahkan seminggu sesudah kematian. Menjadi bahan praktikum, bisa butuh waktu panjang: mungkin bisa tahunan? Saya tak tahu.

Bagi saya, pemakaman termasuk budaya tradisional yang tak ingin saya lalui. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar