Kamis, 18 Juni 2015

Kurban Tubuh yang Berharga: donor organ – cadaver – plastinasi


Kembali dari kebun, sore itu saya menghadiri ibadah kelompok doa. Ibadah yang penuh keriangan dan keteduhan. ... Hingga kembali saya mendengar renungan yang ada kaitannya dengan renungan pada Selasa yang lalu: tentang pencobaan / ujian.
Begitu jujur sang pengkhotbah hingga mengungkapan pengalamannya sehari-hari. Renungan yang demikian, memang menjadi favorit saya. Indahnya kejujuran. Tapi kemudian sang pengkhotbah mengungkapkan apa yang saya akui pada hari Sabtu sebelumnya: saya mengalami cobaan yang begitu kuat untuk tidak lagi terus menjadi seorang . . . . Saya tidak tahu, entah yang lain sudah mengetahuinya, atau tidak juga menangkap hal yang sungguh-sungguh benar lewat sang pengkhotbah. Bagi saya, kalau toh tidak melalui saya langsung, biarlah mereka mengetahuinya lewat orang atau cara yang lain.
Usai ibadah ini, saya juga tidak memperjelas apa yang telah diungkapkan oleh pengkhotbah. Yang jelas, mereka toh tetap menyapa saya seperti cara yang lama. Dan, sayapun diminta untuk membawakan ibadah duka di rumah salah seorang anggota kelompok doa, sehubungan kematian ibundanya.
Sayapun bersama-sama kelompok doa ini untuk menuju rumah duka. Dalam permenungan, saya membawakan suatu renungan yang jelas-jelas berbeda dari biasanya; karena saya mengungkapkan mengenai kurban tubuh bahkan ketika sudah meninggal.
Ketika manusia meninggal, sudah menjadi hal yang umum jika di budaya kita, diadakan upacara pemakaman. Tapi, sekali saya pernah memimpin acara kremasi. Bahkan, yang saya rindukan ialah bisa memberikan sebagian tubuh saya sebagai donor untuk orang yang membutuhkan. Sisanya, dijadikan alat praktikum untuk mahasiswa kedokteran. Inilah yang diistilahkan dengan cadaver. Selesai dijadikan alat praktikum, jasad akhirnya dimakamkan. Tapi, saya sebenarnya tak akan bersedia untuk dimakamkan. Jalan yang terakhir yang bisa dijadikan, ialah proses plastinasi (mbah google: plastination-dr.Gunther von hagens).

Inilah kurban tubuh yang berharga. Saya tentunya belum mempersiapkan ini. Ini adalah saat manusia mengalami kematian. Yang akan saya tempuh dan siapkan saat ini, ialah bagaimana menempuh hidup ini untuk bisa berkorban dan kemudian dengan percaya diri dan keyakinan, mengungkapkan keinginan berkorban sedemikian besar: donor organ – cadaver – plastinasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar